Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Rabu, 18 Juli 2018

Ini Kisah Lengkap Dormian Sihite Membunuh Dua Anak Kandungnya


SOPO - Seorang ibu bernama Dormian Sihite membunuh dua anak kandungnya dan ia mencoba bunuh diri. Peristiwa menghebohkan itu terjadi di RT 8 RW 3, Dusun Kelapa II, Desa Kota Agung, Kecamatan Tegineneng, Pesawaran, Minggu (15/7/18) lalu.

Jasad kedua anak yang dibunuh ibunya.
Dormian Sihite menusuk dua buah hatinya menggunakan sebilah pisau dapur hingga meninggal dunia. Setelah membunuh dua anaknya, Dormian juga mencoba bunuh diri.

Kapolres Pesawaran, Lampung, menduga ibu empat anak ini nekat membunuh anaknya karena depresi. Dormian Sihite (38) depresi atas penyakit maag kronis dan perekonomian keluarga. "Penyakit maag kronis seharusnya dilaksanakan operasi, namun tidak ada biaya," ujar Kepala Polres Pesawaran AKBP Syaiful Wahyudi kepada wartawan, Senin (16/7/18).

Syaiful menceritakan, menurut keterangan dari anaknya nomor dua, Josep Rinaldi Manurung, beberapa hari ini Dormian sering melamun di rumah. Anaknya sendiri tidak mengetahui apa penyebab ibunya melamun.

Sementara ini. Dormian harus mendapat penanganan serius dari tim medis atas luka tusuk diperutnya. Sebab, Dormian berusaha bunuh diri dengan cara menusuk perutnya sendiri pakai pisau yang dipakai menusuk anaknya. Saat ini, polisi membawa tersangka ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan terhadap luka yang diderita.

Polisi telah meminta keterangan saksi-saksi yang terkait saat kejadian dan sesaat setelah kejadian, dan berkoordinasi dengan pihak RSJ untuk observasi terhadap kejiwaan pelaku.

Sementara itu, Petrus Rivaldo alias Ucok (20), keponakan dari suami Dormian, mengungkapkan, pembunuhan terjadi pada hari Minggu 15 Juli 2018, sekitar pukul 11.00 Wib. Ia kaget pamannya, Tunggung Manurung (42), datang ke rumah sembari menangis.

"Saya tidak tahu kejadian pastinya gimana. Saya kaget aja, tiba-tiba tulang saya (paman; bahasa Batak) datang ke rumah sambil nangis-nangis," tutur Ucok di Rumah Sakit Natar Medika, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Minggu siang.

Sang paman lalu memberitahu bahwa istrinya menusuk dua anak mereka hingga terluka. "Tulang minta tolong. Saya langsung ambil motor dan cari mobil. Begitu dapat mobil, saya langsung ke rumah tulang," katanya.

Tiba di rumah pamannya, Ucok mendapati Dormian tergeletak dengan luka di bagian perut. Sampai sana, nantulang (Dormian) sudah luka di perutnya. Sementara dua anaknya sudah meninggal. Itu anak ketiga dan keempat.

Ucok lantas membawa Dormian ke RS Natar Medika. Sementara pamannya, Tunggung, mengurus jasad dua anaknya. Saat kejadian, di rumah sang paman hanya ada Dormian dan dua anaknya. "Sebenarnya, anaknya ada empat orang. Tapi, yang nomor pertama dan kedua sedang (beribadah) ke gereja," jelasnya.

Ucok mengungkapkan, Dormian sendiri tidak pergi ke gereja lantaran sudah lama sakit. "Soal sakitnya apa, saya nggak tahu. Saya sendiri baru pulang dari merantau," kata Ucok.

Ketika pembunuhan terjadi, Ucok tidak bisa memastikan apakah pamannya berada di lokasi. "Saya tahu setelah tulang datang ke rumah sambil nangis. Setahu saya, dia baru pulang kerja," ujarnya.

Dua anak yang menjadi korban pembunuhan adalah Robin Nicolas Manurung (8) dan Marcel Rafael Manurung (3). Versi kepolisian, pembunuhan terjadi sekitar pukul 09.45 Wib.

Kapolsek Tegineneng Inspektur Satu Syamsu Rizal mengungkapkan, sebelum kejadian, Tunggung tidur bersama dua anaknya di dalam kamar. Anak ketiganya, Robin, terbangun karena mengompol, lantas memanggil ibunya. Dormian masuk ke kamar, menggendong Robin, lalu pindah ke kamar sebelah.

"Tidak berapa lama, pelaku (Dormian) masuk lagi ke kamar tempat suaminya tidur. Dia menggendong anak bungsunya, Marcel, yang tidur di sebelah suaminya, kemudian membawanya ke kamar sebelah," papar Syamsu.

Selang beberapa saat, Tunggung terbangun dan mendengar Marcel menangis. Ia beranjak menuju kamar sebelah. Di kamar tersebut, Tunggung mendapati dua anaknya dalam keadaan telungkup dan bersimbah darah. Sementara istrinya berusaha menusuk perut sendiri menggunakan pisau dapur.

"Setelah kejadian, yang bersangkutan (Tunggung) membawa dua anaknya ke klinik dokter di Dusun Kunyayan, Desa Bumi Agung, Tegineneng. Tapi, nyawa dua korban tidak tertolong," ujar Syamsu.

Dan dari penelusuran sementara kepolisian, Dormian Sihite belum lama ini pulang dari rumah sakit. Ia mengalami sakit yang tak kunjung sembuh. Menurut keterangan anak kedua Dormian, Josep Rinaldi Manurung, sepekan ini ibunya kerap melamun di rumah.

"Sementara berdasarkan keterangan tetangga, keluarga Tunggung Manurung tidak pernah terdengar cekcok," kata Kapolsek Tegineneng Inspektur Satu Syamsu Rizal.

Dalam peristiwa tersebut, kepolisian menyita barang bukti sebilah pisau dapur yang menjadi alat Dormian menusuk dua anaknya.  Dormian Sihite kini menjalani perawatan di RS Natar Medika, Lamsel. Ia mengalami luka enam tusukan di bagian perut setelah berupaya bunuh diri. Dormian tergolek di ranjang Ruang Instalasi Gawat Darurat. Tenaga medis RS Natar Medika merawatnya secara intensif. Di tangan kanan Dormian, tampak borgol melingkar dan terkait di ranjangnya. (Sumber: http://lampung.tribunnews.com/int)

Kedua jenazah anak tersebut sudah dibawa dan dimakamkan di kampung kakeknya di Desa Motung, Ajibata, Toba Samosir. 

Selengkapnya baca: Semua Menangis, Abang & Adik Dimakamkan Satu Peti



Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar