Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Rabu, 18 Juli 2018

Semua Menangis, Abang & Adik Dimakamkan Satu Peti


SOPO - Suasana Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, Rabu (17/7/18), tiba-tiba penuh kesedihan. Semua orang menangis. Pasalnya, dua jenazah anak tiba di desa itu sekira pukul 18.00 WIB. Bersama ayah korban TM (42) dan beberapa kerabat, mereka membawa jenazah disambut isak tangis.

Jenazah RM dan MM sesaat sebelum dimakamkan.
Dua anak itu berinisial RM (8) dan adiknya MM (2,5), merupakan korban pembunuhan ibu kandungnya, DS. Keduanya dibawa dari Desa Tegineneng, Kabupaten Pasarawan, Lampung, untuk dimakamkan di kampung kakeknya di Desa Motung, Rabu (18/7/18).

Saat pemakaman, kakek dan nenek korban yang sudah tua tak henti-henti menjerit, sangat berduka atas kepergian kedua cucunya. Saat tiba di rumah duka, kedua korban berada dalam satu peti. Keduanya terbujur kaku di peti yang sama. Pihak keluargapun memutuskan untuk tidak memisahkan peti korban. Keduanya dikebumikan dalam peti yang sama.

Sebelum penguburan, diadakan kebaktian dilanjutkan dengan acara adat sesuai budaya Batak. Hampir semua orang yang hadir di rumah duka menitikkan air mata. Usai acara adat, sekira pukul 13.00 WIB, keduanya dimakamkan di pemakaman milik keluarga tak jauh dari rumah duka.

Ratusan orang ikut mengiringi prosesi pemakaman. Dan lagi lagi, tangisan pilu mengiringi pemakaman keduanya. Dari percakapan sejumlah warga, mereka menyayangkan tindakan DS yang tega menghabisi nyawa kedua putranya.

Menurut keluarga, kisah pilu ini terjadi diperkirakan akibat depresi yang dialami ibu korban. Salah seorang kelaurga korban menceritakan bahwa sebelum terjadi peristiwa naas tersebut, ibu korban menderita penyakit asam lambung yang sudah akut. DS juga dikabarkan baru seminggu pulang dari salah satu Rumah Sakit di Lampung dan sedang rawat jalan.

“Semenjak pulang dari Rumah Sakit, inang bao (besan) sering melamun, tidak seperti biasanya. Itu yang diceritakan lae tadi malam, ” ujar Dosmar.

Berdasarkan pemberitaan sejumlah media, RM mengalami 11 luka tusukan di bagian belakang sedangkan adiknya MM mengalami 9 kali tusukan. Sedangkan pelaku sendiri sempat berusaha mengakhiri hidupnya dengan menikam bagian perutnya sebanyak 6 kali menggunakan pisau dapur, pisau yang sama yang digunakan pelaku menghabisi kedua anaknya. Namun, pelaku berhasil diselamatkan dan hingga kini masih dalam proses penyembuhan dan pengawasan kepolisian Resort Pasarawan.

Sesungguhnya, di mata keluarga, pelaku DS dikenal sebagai menantu yang baik, ramah dan pekerja keras. Dosmar bahkan menggambarkan DS sebagai menantu boru ni raja yang selalu perhatian dengan keluarga. Hal ini juga dibenarkan mertuanya.

DS hampir tiap minggu menelefon menanyakan kabar kesehatan mertuanya dan kabar keluarga lainnya di Motung. Kondisi rumah tangga pelaku juga harmonis dan tidak ada persoalan dengan masalah keuangan. Oleh karena itu, mereka tak menyangka peristiwa itu bisa terjadi. (berbagai sumber/int)

BACA JUGA: 

Ini Kisah Lengkap Dormian Sihite Membunuh Dua Anak Kandungnya

 


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar