Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Minggu, 08 Juli 2018

Hujan Es Sebesar Kemiri, Warga Ketakutan, Rumah-rumah Hancur


SOPO - Peristiwa hujan es dan angin kencang merusak sejumlah rumah dan tanaman warga di Nagori Tanjung Purba, Kecamatan Dolok Silau, Simalungun, Sabtu (7/7/18) sekira pukul 14.30 WIB.

Walau berlangsung hanya sekitar 30 menit, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Beberapa rumah warga mengalami kerusakan parah pada bagian atap, tanaman palawija yang menjadi tumpuan perekonomian masyarakat, ikut jadi korban.

Rumah rusak dan penampakan hujan es di tanah.
Johan Sembiring, warga Tanjung Purba, mengatakan hujan deras disertai angin kencang sesekali diiringi suara petir yang keras mulai turun dengan tiba-tiba.

“Hujan deras turun disertai angin kencang dan petir bang. Tiba-tiba bercampur es sebesar biji kemiri, suaranya di atas atap rumah berisik sekali. Kami semua sampai ketakutan," terang Johan yang kebetulan pada saat itu sedang berada di dalam rumah bersama pangulu nagori setempat.

Johan menjelaskan, hujan es turun dalam tiga tahap dalam waktu setengah jam. “Pertama datang kira-kira limabelas menit bercampur hujan, angin kencang dan petir ,yang pertama itu yang paling parah. Lalu hujan esnya berhenti kira-kira selama lima menit, tapi hujan tetap turun. Kemudian datang lagi hujan bercampur es, lalu berhenti lagi dan lima menit kemudian datang lagi bang,” katanya.

Berdasarkan pantauan awak media di lokasi, beberapa rumah warga rusak parah pada bagian atapnya yang terbuat dari seng. Ada atap yang jebol akibat tekanan hujan es tersebut. Bahkan ada beberapa atap rumah yang terbang akibat angin.

Pangulu Nagori Tanjung Purba Fredy Adiputra Sembiring, mengatakan, sore hari setelah kejadian pihak Kecamatan Dolok Silau langsung datang ke lokasi untuk meninjau dampak dari musibah tersebut. Begitu juga dari pihak Koramil dan Polsek Dolok Silau.

Di lokasi perladangan warga terlihat tanaman kol, jagung, dan sayur-mayur lainnya hancur dan dipastikan gagal panen. Warga mengharapkan uluran tangan dan perhatian dari pemerintah atas musibah yang menimpa mereka.

"Sudah banyak warga yang mengeluh, sementara diantara mereka banyak juga yang memanfaatkan jasa pinjaman dari bank. Usaha yang diagunkan ke bank yaitu usaha pertanian yang ada di ladang seperti jeruk, cabe, sayur-mayur dan sebagainya. Sekarang sudah dipastikan gagal panen, mereka jadi bingung harus bagaimana, makan saja kemungkinan terancam,” kata Fredy.

Menurut Johan Sembiring, pada saat kejadian, suara hujan es di atap rumah sangat keras. Apalagi saat itu angin berhembus kencang. Bahkan ternak unggas warga banyak yang mati karena terkena hujan es.

"Kami tidak berani keluar rumah bang, tapi di rumah pun kami jadi ketakutan karena sangsi jangan-jangan rumah kamipun terbawa terbang. Di dalam rumahpun kami merasa tidak aman, suara berisik di atap keras sekali akibat hujan es. Sementara di luar seperti tertutup asap atau kabut, mungkin uap dari es itu. Bayangkan hujan es berhenti Pukul 15.00 WIB, gumpalan es masih menutupi jalan hingga Pukul 16.30,” katanya. (bbs/int)


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar