Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Minggu, 12 Agustus 2018

Gadis Remaja Dikasih Pil Anjing Menggugurkan Kandungan, Tewas


SOPO - Seorang gadis belia berinisial HAS yang baru berusia 13 tahun, tewas setelah dicekoki (diberi) obat-obatan oleh teman prianya. Ia dipaksa minum puluhan pil dextromethorphan dan menyebabkannya overdosis. Peristiwa itu terjadi di Kota Padangsidimpuan.

Jasad HAS saat disemayamkan di rumah duka.
Kakak korban berinisial WS menceritakan, adiknya itu pergi bersama teman lelakinya berinisial S. Kuat dugaan saat mereka perhi itulah korban dicekoki pil dextromethorphan bahkan dipaksa mengonsumsi hingga 30 butir.

Setelah minum pil itu, S mengantarkan HAS ke rumah temannya di Sigalangan, Padangsidimpuan. Saat diantar, kondisinya sudah memburuk. Keluarga korban lalu menjemputnya, sudah lemas dan menggigil.

“Waktu kami jemput, dia sudah kedinginan. Kata mamak temannya, dia sakit, jatuh dari motor. Tapi ayah tidak percaya, dia pikir dia dipukul. Dia bilang ke ayah, dia dikasih teman laki-lakinya pil anjing (dextro). Ada 30 butir dikasih,” kata WS.

Keluarga juga mendapat informasi bahwa korban sedang hamil, diduga teman lelakinya sengaja memberinya pil untuk menggugurkan di kandungannya.

HAS sempat mendapat perawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan, Jumat (10/8/18). Namun nyawanya tidak tertolong. HAS meninggal dan dimakamkan di TPU Muslim Jalan Imam Bonjol, Kota Padangsidimpuan, Sabtu (11/8/18).

HAS adalah anak keempat dari 8 bersaudara buah hati AH dan LW. Namun AH dan LW sudah bercerai. AH tinggal di Padangmatinggi. Sememntara LW tinggal di Batang Angkola, Tapsel.

"Selama ini HAS tinggal sama ayahnya di Padangmatinggi, kami sudah bercerai," ungkap LW, ibu korban.

Sesuai informasi yang diketahuinya, menurut LW, putrinya mengonsumsi pil dextro pada Selasa (8/8/18) malam. Saat itu HAS dibawa temannya ke Sigalangan dan sempat tinggal di sana karena takut pulang ke rumah.

Setelah menelan pil-pil itu, HAS merasakan sakit di bagian dada, nafasnya sesak dan terus gelisah. Lalu HAS dijemput dan dibawa ke kediaman ayahnysa di Padangmatinggi. Tapi kondisi semakin parah. Dan akhirnya dibawa ke RSUD Padangsidimpuan. "Baru Jumat malam saya dapat kabar, anak saya sudah meninggal," katanya sambil menangis.

LW mengakui, sejak ia bercerai dengan suaminya, putrinya sekolah lagi. Ia juga tidak tahu apa kegiatan putrinya sehari-hari. "Tidak sekolah lagi, hanya SD," katanya.

Sementara pihak Polres Padangsidimpuan sudah meminta keterangan dari empat saksi yang mengetahui kematian HAS. Hanya saja, mereka kesulitan melakukan penyidikan karena keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi terhadap jenazah. (bbs/int)


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar