Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Minggu, 24 Juni 2018

Ritual Mangelek Danau Toba, Margondang dan Memberikan Sirih


SOPO - Upaya pencarian para korban KM Sinar Bangun pada hari ke-6, Sabtu (23/6/18) terus dilakukan dengan berbagai cara. Bukan hanya dengan teknologi, tapi masyarakat juga melakukan pencarian dengan cara-cara tradisional dan jasa spritual.

Keluarga korban melakukan ritual di Pelabuhan Tigaras.
Anggota grup Gondang Batak Sahata Hita Pematang Sidamanik, misalnya, margondang (menggelar ritual gendang) untuk memohon penghuni Danau Toba dan roh para korban. Dengan dilakukannya ritual Gondang Pangelek-elek di lokasi perkiraan kapal tenggelam, diharapkan penghuni danau melepaskan para korban.

Ritual ini ditujukan untuk membujuk sekaligus meminta ijin kepada ‘penghuni’ Danau Toba. "Gondang ini untuk mangelek Danau Toba, dengan harapan para korban ditemukan," kata Yusran saat diwancarai sejumlah wartawan di Pelabuhan Tigaras.

Dalam ritual itu itu, akan disiapkan beberapa bahan yang akan dimasukkan ke dalam bakul seperti beras, telur dan uang. Grup gondang batak ini akan dipimpin seorang paranormal.

Sementara, salah seorang keluarga korban, Maria Magadelana Munthe (52), juga melakukan ritual di Pelabuhan Tigaras dengan harapan suaminya Loncer Nainggolan (54) segera ditemukan.

Di tepi Danau Toba Dermaga Tigaras, Jumat (22/6) sekira pukul 13.00 WIB, dengan menggunakan alas dari tikar, ibu dua anak itu membacakan doa dan harapan kepada sang pencipta, agar suaminya dapat segera ditemukan.

Bersama dua putrinya, Maria dengan sabar menunggu sambil mengunyah sirih. Maria asal Gajah Pokki, Haranggaol ini turut melaksanakan ritual ‘mangelek’ atau memanggil roh suaminya agar timbul ke permukaan. Mangelek ini menggunakan beberapa lembar sirih diletakkan di pinggir danau.

"Ini namanya mangelek. Seperti memanggil roh agar datang ke mari," ujarnya kepada para awak media dengan kelopak mata yang sembab. Sebelum meletakkan beberapa lembar sirih di pinggir danau, Eva Kristiani Nainggolan (15) putri bungsunya memanjatkan doa. Ia berdoa sambil menggenggam sirih.

Selain itu, dua botol tuak juga diletakkan di pinggir danau sebagai bagian dari proses ritual. "Suami saya suka minum tuak. Jadi ini juga agar memanggil roh suaminya saya agar timbul," katanya. (bbs/int)


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar