Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Senin, 02 April 2018

Kata Sihar, Ikan Teri dan Ikan Asin Harus Go Internasional


SOPO - Sihar Sitorus mendorong nelayan dan pengrajin ikan teri rebus dan ikan asin khas Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) untuk go international. Ini dikatakan Sihar saat berkunjung ke daerah itu pekan lalu.

Sihar Sitorus.
Sihar mengatakan, memang tak mudah menembus pasar luar negeri. Karena semua standarisasi harus terpenuhi, dimulai dari proses administrasi, legalitas eksportir, persiapan produk dan operasional. Namun Sihar melihat kemauan yang kuat dari nelayan dan pengrajin ikan teri rebus dan ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah untuk berubah dan meningkatkan taraf hidup mereka.

“Siap tidak siap kita harus melewati proses itu semua. Dan untuk proses tersebut memanglah tidak mudah,” kata Sihar.

Sihar yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat itu mengakui, fase terpenting untuk menembus pasar internasional adalah kualitas ikan teri rebus itu, yakni harus benar-benar melewati proses uji yang ketat. “Uji kualitas barang yang diekspor juga harus terpenuhi. Untuk produk makanan, harus mempersiapkan segalanya. Mulai dari proses penangkapan, proses penjemuran, perebusan, hingga proses pengemasannya,” katanya.

Mantan Exco PSSI itu pun terus mendorong para nelayan dan pengrajin ikan teri dan ikan asin untuk terus mempertahankan salah satu oleh-oleh khas Sumut ini. Soal keluhan dan harapan nelayan dan pengrajin tersebut pun, masuk dalam program yang telah dipersiapkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu.

Dorongan Sihar tersebut pun diamini para nelayan dan pengrajin ikan teri rebus. Salah seorang nelayan dan pengrajin ikan teri rebus, Hasugian mengaku, hal tersebut sudah lama diinginkan mereka. Namun, minimnya perhatian dari pemerintah membuat mereka tidak tahu proses dan akses apa yang harus dilalui untuk go international.

“Kami sangat ingin produk kami ini, ikan teri rebus ini menembus pasar internasional. Kami siap mengikuti seluruh prosesnya. Tapi kami tidak tahu dan tidak pernah mendapat pelatihan dari pemerintah,” ujarnya. (rel/bbs/int)


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar