SOPO - Seperti diketahui, Danau Toba telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dan diprogramkan menjadi produk unggulan pariwisata nasional. Namun masih banyak terjadi upaya perusakan lingkungan.
Ilustrasi. |
"Rupa melawan ekploitasi Danau Toba," kata pria berambut gondrong ini ketika ditemui di Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Minggu (14/5/17) lalu.
Menurut Salomo, digaungkannya Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional, seharusnya menjadi 'dokter', bukan malah pelengkap penyakit bagi kawasan Tano Batak di kemudian hari.
Ia menilai, banyak persoalan yang belum terselesaikan seperti perusakan lingkungan kawasan hutan, perampasan wilayah adat dan pencemaran air Danau Toba. Tentunya kondisi ini sangat merusak kearifan lokal dan cara hidup masyarakat di kawasan Danau Toba.
Berdasarkan kegelisahan itu, sebagai bentuk perlawanan dan pencegahan atas terjadinya pengrusakan lingkungan di kawasan Danau Toba lebih parah lagi, Salomo Fedrico Purba mengemasnya dalam sebuah pameran seni rupa yang bakal digelar di ruang pameran TBSU.
"Tema kali ini mengangkat dengan tema Ulu Balang, yakni sebagai tokoh penjaga nilai-nilai kebudayaan dalam masyarakat suku Batak Toba," ujar Salomo.
Menurutnya, karyanya ini merupakan sebuah hasil observasi lapangan dan dituangkan dalam sebuah karya seni rupa. Sebagai metode lain dalam menyampaikan pesan kepada khalayak ramai.
"Bagaimana supaya insan-insan sadar betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan dan menolak segala perusahaan yang merusak lingkungan," ujarnya lagi.
Lebih jauh ia menjelaskan, sedari dulu dinamika kebudayaan dengan berbagai polemiknya telah menyadarkan anak-anak bangsa akan kebutuhan untuk turun melindungi dan melestarikannya.
Karenanya, Ulu Balang menjadi sebuah benang merah dalam pameran ini, menjadi sebuah keberpihakan upaya merespon realitas sosial, warisan budaya, kearifan lokal, dan memelihara hubungan antara bumi dan manusia.
Kegiatan ini nantinya dikemas sedemikian menarik dengan selingan pertunjukan seni lainnya seperti musik yang dibawakan Selat Malaka, Fayo, Filsafatian, De Tradisi, Averiana Barus, Boraspati, Soerkam, Nature Batih, Hanna Pagiet, Estrada Ginting Munthe dan pertunjukan mural dari 15 Perupa Muda Sumatera Utara. Dan menariknya lagi, kegiatan ini terbuka bagi siapapun tanpa dikutip bayaran.
Selain itu, Teatrikal Lingkar Fiksi, Bunda Djibril Djuhra. Ada juga Bazar Produk Seni Warung Rupa, Batak Art Heritage, Tattoo Naibaho Pardolok, Deep Art House, Jesral Tambun, Jaring Mimpi, Rumah Karya Indonesia, Parnasib Etnik. (bbs/int)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar