SOPO - Setelah dinobatkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Danau Toba kini dihadapkan pada persoalan lingkungan. Menurut Wakil Bupati Toba Samosir Hulman Sitorus, tinggi permukaan Danau Toba turun sekitar 2-2,5 meter.
Danau Toba |
Hal tersebut terjadi karena pencemaran lingkungan. Selain itu juga karena meluasnya lahan kritis pada daerah tangkapan air yang mengakibatkan banyak sungai-sungai yang bermuara ke Danau Toba menjadi kering.
"Kalau musim hujan masih meningkat 40-50cm, kalau musim kemarau ini kering," ujar Hulman dalam diskusi tentang Pengelolaan Berkelanjutan: Sinergi Program dan Peran Pemangku Kepentingan di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/17).
Kondisi kualitas air Danau Toba juga memburuk lantaran limbah domestik pakan ikan, pestisida pertanian, dan sejenisnya. Kandungan BOD 8,05 mg/L dengan baku mutu 2 mg/L, sementara COD 17,93mg/L dengan baku mutu 10 mg/L. "Jadi sudah diatas baku mutu," terang Hulman.
Selain itu, kondisi Danau Toba juga diperparah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan.
"Dari luas sekitar 1 Ha, volume sampah per hari sekitar 361 meter kubik. Sementara yang bisa diangkut hanya 72 meter kubik. Sisanya tidak bisa terangkat karena kurangnya petugas dan truk pengangkut sampah," jelas Hulman.
Hulman mengatakan, untuk merespons kondisi Danau Toba itu, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir melakukan berbagai mengembalikan fungsi danau. Antara lain, melalui penanaman pohon sebanyak 5.000 batang, sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat. (bbs/int)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar