SOPO - Ini bisa menjadi objek wisata baru di Sumut. Dua genangan air mirip danau dengan luas 5 hektar dan 7 hektar terbentuk di hulu Sungai Lau Borus, 3 kilometer dari Kawah Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Danau itu terbentuk setelah material vulkanis membendung aliran Sungai Lau Borus.
Danau Lau Borus |
Namun untuk saat ini, warga belum bisa bebas mengunjungi tempat tersebut. Warga diminta waspada karena genangan air yang terdapat di Desa Berastepu dan Desa Kotatonggal itu sewaktu-waktu dapat jebol menerjang permukiman.
Aktivitas gunung yang hingga kini berstatus Awas itu juga telah membentuk 50 juta meter kubik material vulkanis di lereng gunung yang berpotensi menjadi lahar hujan saat hujan mengguyur Sinabung.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo Natanael Peranginangin yang dihubungi dari Medan, Selasa (25/4/2017), meminta warga menjauhi zona merah atau zona berbahaya.
Warga yang bermukim di sekitar aliran Sungai Lau Borus juga perlu waspada meskipun tidak berada di zona merah. Apalagi, saat ini intensitas hujan di sekitar Gunung Sinabung tinggi. "Material vulkanis yang membendung Sungai Lau Borus pun tidak stabil. Material itu bisa jebol sewaktu-waktu, genangan air itu dapat menerjang permukiman warga," katanya.
Natanael mengatakan, pihaknya bersama petugas gabungan terus menjaga pintu masuk zona merah. Namun, sejumlah masyarakat tetap nekat masuk untuk bertani. Beberapa warga datang ke genangan air itu sekadar melihat-lihat. Padahal, awan panas guguran selalu meluncur ke arah danau itu. Bahkan, ada beberapa orang yang nekat mandi di danau dengan kedalaman sekitar 7 meter tersebut.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra mengatakan, pihaknya belum dapat mengidentifikasi mendalam dua danau baru itu karena letaknya persis di jalur awan panas, di sisi timur kawah gunung. "Dugaan sementara, danau terbentuk karena badan sungai terbendung material vulkanis," katanya.
Dia mengatakan, badan Sungai Lau Borus terbendung sejak Minggu (9/4/2017). Saat itu, kubah lava bervolume 1,9 juta meter kubik runtuh sebagai awan panas guguran. Sungai itu terbendung, lalu sebagian meluap dan membentuk genangan mirip danau. Di dasar danau diduga terdapat banyak material vulkanis berupa batu.
Oleh karena itu, warga diimbau jangan mendekat ke danau itu. Jika danau itu jebol, material itu diperkirakan akan terbawa arus air. Daerah di sekitar danau juga sangat berbahaya karena menjadi jalur awan panas guguran.
Awan panas guguran, kata Armen, masih terus terjadi setiap hari. Pada Selasa (25/4) hingga pukul 15.00, awan panas guguran terjadi satu kali dengan jarak luncur 1.000 meter mengarah ke timur atau ke arah dua danau itu. Gunung Sinabung juga erupsi tiga kali, dua di antaranya mempunyai tinggi kolom 800 meter dan satu lagi 1.000 meter. (Sumber: Kompas.com)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar