SOPO - Galeri Indonesia Kaya dan Voice of Indonesia dibawah pimpinan Rio Silaen sukses menyajikan pertunjukan berjudul “Sinamot” kepada ratusan penonton di Grand Indonesia, Jakarta (14/3/17). Pertunjukan jenaka tersebut bercerita tentang problema dalam pernikahan Batak.
Foto/Internet |
Pemberian sinamot kepada pihak mempelai perempuan telah berlangsung lama dan menjadi adat dalam pernikahan Batak. Karena telah menjadi tradisi, ada sanksi sosial bagi pasangan yang tidak mengikutinya, berupa pengucilan dan dianggap tidak memiliki adat.
Drama musikal “Sinamot” yang berlangsung kurang lebih tiga jam itu mengisahkan kesulitan sepasang kekasih, Bonar dan Lasma, menikah karena hambatan “Sinamot”. Meskipun akhirnya dengan perjuangan, Bonar dapat meyakinkan pihak keluarga mempelai perempuan tentang kesungguhannya menikahi Lasma.
“Cerita ini diambil dari realita dalam menerapkan adat istiadat dan cukup banyak terjadi di kalangan orang Batak. Impian sepasang anak manusia berakhir hanya dikarenakan pihak laki-laki dengan pihak perempuan tidak berhasil menyepakati sinamot," ujar Rio Silaen dalam rilis pers kepada media, Minggu (14/5/17).
Kisah dua insan ini diramaikan dengan penampilan Jajang C Noer, Haikal AFI Nasution, Gita Bebhita, Rita Matumona. Tak hanya cerita yang sarat dengan makna dan filosofi yang melekat pada masyarakat Batak, pertunjukan ini juga menampilkan lantunan lagu-lagu indah Batak, seperti Tano Batak, Sengko, Sapele, Sijapang, Sai Anju, Sinamot, dan banyak lagi lagu lainnya.
"Rio Silaen ini mengemas filosofi adat Batak dalam pertunjukan unik yang menampilkan lagu-lagu indah Batak dan mengenakan ulos yang merupakan wastra masyarakat Batak. Pertunjukan Sinamot diharapkan menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan ragam seni dan tradisi yang ada di Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam rilis.
“Perjuangan Bonar dan Lasma semoga dapat menginspirasi penonton yang hadir untuk terus berjuang demi mencapai keinginan dan cita-cita yang mereka inginkan,” ujar Rio Silaen di Grand Indonesia (14/05).
Adapun nama-nama besar yang turut berpartisipasi dalam pertunjukan ini seperti Jajang C Noer, Haikal AFI Nasution, Gita Bebhita, dan Rita Matumona.
Tak hanya cerita yang sarat makna dan filosofi masyarakat Batak, pertunjukan ini juga menampilkan lantunan lagu-lagu indah Batak, seperti Tano Batak, Sengko, Sapele, Sijapang, Sai Anju, Sinamot, dan banyak lagi lagu lainnya.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan pertunjukan “Sinamot” diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan ragam seni dan tradisi yang ada di Indonesia.
Apalagi, katanya, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki ragam etnis, suku dan kepercayaan. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan adat istiadat yang masih dijaga oleh masyarakat setempat.
“Upaya Rio untuk mengenalkan kesenian tradisional Batak ke masyarakat luas disambut dengan antusias oleh para penikmat seni yang hadir hari ini. Rio Silaen ini mengemas filosofi adat Batak dalam pertunjukan unik yang menampilkan lagu-lagu indah Batak dan mengenakan ulos yang merupakan wastra masyarakat Batak,” tutup Renitasari. (berbagaisumber/int)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar