Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Rabu, 04 Januari 2017

Pemerintah Perkenalkan Alquran dalam Bahasa Batak


SOPO, Jakarta - Pemerintah memperkenalkan Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara dan Terjemahan Alquran dalam bahasa Batak Angkola, bahasa Toraja, dan bahasa Mongondow. Hal itu dilakukan dalam acara Peluncuran Produk Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
"Produk keagamaan berupa Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara dan Terjemahan Alquran Bahasa Daerah merupakan produk yang sangat bermanfaat bagi umat beragama, khususnya, dan bagi bangsa Indonesia, umumnya. Apalagi dalam rangka penguatan budaya Nusantara dan penguatan karakter bangsa," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (19/12/16) lalu.

Dikatakan, Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara ini berisi pengenalan pemuka semua agama yang disebutkan dalam konstitusi, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Lukman berharap buku ini bermanfaat sebagai penyediaan data dan informasi mengenai sejarah hidup pemuka agama dalam berbagai aspeknya.

"Paling tidak, Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara ini diharapkan secara akademis dapat dijadikan buku rujukan biografis pemuka agama sebagai aktor penting dan kontributif dalam pembinaan umat beragama, khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya. Secara sosiologis dapat dijadikan bentuk apresiasi atau penghormatan kepada pemuka agama sebagai pegiat keagamaan dan agen perubahan yang memiliki sumbangsih sangat besar bagi tata kehidupan keagamaan dan peradaban," jelas Lukman.

Terkait Alquran dalam bahasa Batak Angkola, bahasa Toraja, dan bahasa Mongondow, ia menyatakan hal ini sangat penting bagi umat Islam di daerah. Itu disebabkan oleh beragamnya budaya dan bahasa yang ada di Indonesia serta masih adanya masyarakat yang belum akrab dengan bahasa Indonesia.

"Ternyata di antara warga Indonesia masih banyak yang tidak akrab atau bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Atas dasar realitas kultural seperti ini, maka program penerjemahan kitab suci ke dalam bahasa daerah menjadi sangat diperlukan kehadirannya bagi masyarakat Indonesia yang tengah bergiat membangun karakter dan melakukan revolusi mental," lanjutnya.

Lebih lanjut ia menuturkan ada dua poin yang harus digarisbawahi terkait dengan peluncuran ini. Pertama, ia berharap Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya penciptaan tata hubungan yang kondusif antarumat beragama dalam rangka penguatan NKRI. (ST/int)

Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar