Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Senin, 04 Maret 2019

Lungun Bah! Petrus Silalahi, Kakek Buta dan Tuli, Jadi Tersangka


SOPO - Seorang kakek tuna netra (buta) dan tuna rungu (tulis) bernama Petrus Silalahi, warga Kampung Bunga, Pintu Air, Kabupaten Asahan, terancam menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Peterus Silalahi menjadi tersangka kasus penganiayaan.

Ilustrasi..
Petrus Silalahi menjadi tersangka atas laporan Jongguran Nainggolan, tetangganya. Peterus dituduh menganiaya Jongguran.

Menurut informasi, pada 15 Desember 2018 silam, seperti biasa tersangka Pterus Silalahi berjalan di sekitar rumahnya. Dengan bantuan sebuah tongkat kayu (red, kayu jagung), dia berjalan sambil meraba-raba pinggiran tanaman pagar persis di depan rumah Jongguran Nainggolan.

Saat itu Boru Hutabarat, istri Jongguran Nainggolan sudah melarang agar Peterus tidak mencongkel tanah dan merusak bunga di depan rumahnya. ”Jangan kau rusak itu, jangan kau congkel tanah itu,” kata Boru Hutabarat seperti ditirukan Gimson.

Peterus Silalahi memang tak bisa mendengar, masih saja melanjutkan aktivitasnya meraba-raba tanaman di depan rumah jirannya itu. Merasa tak diindahkan, Boru Hutabarat meminta bantuan kepada seorang anak kecil yang kebetulan ada di sekitar lokasi agar tersangka Peterus Silalahi tak melanjutkan pengrusakan tanamannya.

”Anak kecil itu bilang, pung, jangan rusak. Tapi Paman saya ini tidak mendengar dan tak bisa melihat. Dia terus meraba-raba.”

Setahu bagaimana, Jongguran Nainggonan, suami boru Hutabarat tak terima perlakuan Peterus Silalahi yang dianggap merusak tanamannya. Saat itulah, menurut Gimson, Jongguran Nainggolan mendorong Peterus Silalahi ke arah depan, hingga tersungkur ke tanah.

Merasa ada yang mendorongnya hingga terjerembab ke tanah, Peterus Silalahi bangkit dari posisi tersungkurnya. Dianggap melawan, Jongguran Nainggolan kembali mendorong pria uzur itu ke tanah hingga tersungkur untuk kedua kalinya.

Merasa ada orang jahat yang mendorongnya, ketika berdiri Peterus Silalahi menggunakan tongkatnya yang sudah patah untuk melawan. Patahan tongkat itu dipukulkan ke arah Jongguran Nainggolan.

Sial, tongkat kakek tuna netra ini mengenai wajahnya, persis di bawah bola mata Jongguran Nainggolan. Jongguran Nainggoan yang merasa ‘dilibas’ pakai tongkat, hendak menganiaya orang tua itu. Beruntung, warga setempat sudah ramai dan melerai pertikaian mereka.

Jongguran lalu Nainggolan melaporkan kejadian ini ke Polres Asahan. Setelah divisum, kakek malang itu diperiksa dan sempat menginap di kantor polisi satu malam.

Meski tidak ditahan di ruangan sel polisi, kini, oleh polisi memberi status baru kepada Peterus Silalahi yakni status tahanan luar.

Sebenarnya keluarga Peterus Silalahi sudah melakukan upaya damai. Setidaknya menurut Gimson, sebagai tanda permintaan maaf, pihaknya bersama keluarga besarnya sudah datang menemui keluarga Jongguran Nainggolan.

Namun sepertinya keluarga pelapor (Jongguran Nainggolan) enggan untuk berdamai. Apalagi pelapor didesak oleh anaknya yang disebut-sebut seorang pengacara di Kota Medan agar kasus penganiayaan itu tetap dilanjutkan hingga Peterus Silalahi mengakhiri hidupnya di balik jeruji besi. (bbs/int)


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar