Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Sabtu, 15 September 2018

Bayi Bermata Satu Itu Dimakamkan Tengah Malam


SOPO - Bayi perempuan yang lahir dengan satu mata di kening dan tanpa hidung di Rumah Sakit Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), menghembuskan nafas terakhir.

Perawat bersama bayi yang lahir dengan mata satu.
Anak kelima dari pasangan suami istri Tatang dan Suriyanti itu, meninggal tujuh jam setelah dilahirkan melalui proses persalinan caesar. Bayi yang lahir pada Kamis (13/9) sekitar pukul 15.30 WIB itu, meninggal sekira pukul 22.30 WIB.

Malam itu juga, ayah bayi tersebut ditemani kerabat langsung membawa anaknya menuju tempat pemakaman umum di Kelurahan Kayu Jati, Panyabungan. Setelah dibersihkan dan dikafani, bayi yang lahir dengan berat 2,4 kg itu dimakamkan tengah malam, sekitar pukul 23.30 WIB.

Hingga kemarin, kedua orangtua bayi yang merupakan pendatang dari Pulau Jawa, belum bisa diwawancarai. Mereka masih shock pasca kelahiran sekaligus kepergian anak mereka untuk selamanya.   

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Media dr Syarifuddin Nasution membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan kondisi sang bayi memang sangat memprihatinkan.

“Iya benar sudah meninggal. Tidak bertahan lama. Karena kondisi kesehatannya memang tidak baik,” katanya, Jumat (14/9).

Syarifuddin menjelaskan pihak rumah sakit sudah mencoba semaksimal mungkin menangani bayi itu. “Setiap 15 menit sekali selalu dilakukan pengecekan. Selama di rumah sakit, dia juga dipasangi alat bantu pernafasan. Itupun harus lewat mulut. Karena bayi itu terlahir tanpa hidung,” sebut Syarifuddin.

Saat lahir, kondisi badan bayi sudah membiru. Bahkan dia tidak mengeluarkan tangisan sama sekali. Selain itu denyut jantungnya sangat lemah.

“Di bawah 100 beats per minute yang merupakan angka normal. Dokter juga tampaknya sudah memperkirakannya. Karena dalam beberapa kasus, bayi bermata satu hanya bisa bertahan beberapa jam saja,” terangnya.

Sampai saat ini, belum ada dugaan pasti terkait penyebab sang bayi terlahir dengan satu mata. Namun Syarifuddin menuga kuat karena pengaruh obat-obatan dan virus rubella.

“Kita kuatnya di situ. Namun sampai saat ini ibunya belum bisa dimintai keterangan. Jawabannya masih linglung. Mungkin masih syok,” ungkapnya.

Orang tua sang bayi merupakan perantauan dari Pulau Jawa. Saat ini mereka tinggal di kawasan Kelurahan Kayu Jati, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal. Orangtua diketahui bekerja di sebuah tambang yang diduga ilegal. (bbs/int)


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar