SOPO - Setelah bulan Februari 2017 lalu dilaksanakan penilaian lomba kebersihan, keindahan, dan kerapian antar Desa di pinggiran Danau Toba tahap pertama, lomba tersebut kini memasuki tahap akhir. Lomba ini meliputi desa-desa di 7 kabupaten di kawasan Danau Toba, masing-masing Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Samosir.
Pemandang desa di kawasan Danau Toba. |
Desa-desa tersebut adalah:
- Desa Ambarita, Desa Unjur, dan Desa Martoba (Kabupaten Samosir).
- Desa Lumbang Gaol, Desa Parparean II, dan Desa Meat (Kabupaten Toba Samosir).
- Desa Simamora, Desa Sinambela, dan Desa Tipang (Kabupaten Humbahas).
- Desa Sibandang, Desa Sampuran, dan Desa Lontung (Kabupaten Taput).
- Desa Silalahi II, Silalahi III, dan Desa Silalhi I (Kabupaten Dairi).
- Nagori Tigaras, Desa Nagori Sibaganding, dan Desa Nahori Sihalpe (Kabupaten Simalungun)
- Desa Tongging (Kabupaten Karo)
RE Nainggolan mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk mendorong seluruh desa yang ada di bibir pantai Danau Toba untuk menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan lingkungan ini untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan kawasan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata bertaraf global.
Proses penilaian tersebut melibatkan jajaran perangkat daerah untuk menentukan dan menilai penilaian desa terbaik. “Ini penting untuk membangun dan menyamakan persepsi agar keberadaan lingkungan sekitar Danau Toba dapat terjaga dengan baik, terutama meyangkut soal kebersihan lingkungan sekitar, sehingga menjadi daya tarikbagi wisatawan,” katanya.
Dikatakan, survei dan proses penilaian terhadap desa-desa yang menjadi nominasi itu dilakukan oleh tim khusus secara diam-diam, dalam waktu yang dirahasiakan, untuk menentukan desa yang menjadi Juara Pertama sampai dengan Juara Harapan III.
Indikator yang akan dijadikan bobot penilaian Lomba Kebersihan Keindahan dan Kerapian tersebut, di antaranya kelengkapan data dan informasi, sistem pengelolaan sampah yang teratur, pengelolaan hewan peliharaan, tersedianya fasilitas umum seperti kamar mandi/toilet, keberadaan taman sehingga desa tersebut kelihatan indah.
Selain itu, jika di desa tersebut ada hotel, harus dipastikan limbah dan kotoran dari hotel tersebut tidak dibuang ke danau. Juga akan diperhatikan, apakah rumah-rumah penduduk, khususnya yang berada di pinggir danau, tidak membuang kotoran dan sampah ke danau.
Tidak luput dari aspek penilaian, sambungnya, apakah ada dukungan perantau untuk kebersihan dan keindahan desa, juga apakah desa tersebut memiliki peraturan tentang kebersihan, bagaimana tingkat partisipasi dan keterlibatan masyarakat desa untuk meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar, apakah ada hari-hari gotong royong, dan terakhir, apakah ada kegiatan PKK terkait pelestarian lingkungan.
Kepada pemenang lomba akan diberikan penghargaan dan apresiasi bagi berupa alat-alat kebersihan, uang pembinaan, dan hadiah lainnya. Pengumuman dan penyerahan hadiah diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan Juli atau Agustus tahun ini, di desa yang terpilih sebagai pemenang pertama.
Lomba itu diselenggarakan RE Foundation bekerja sama dengan Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli, Radio Republik Indonesia (RRI) Sumut, PWI Sumut, Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI), Radio Lite FM, Radio Kardopa, Pelita Batak dan Horas Halak Hita (H3). (bbs/int)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar