Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Senin, 24 April 2017

Ini Satu-satunya Rumah Adat Batak di Riau, Lengkap dengan 2 Patung Gajah


SOPO - Ada rumah Adat Batak di Jalan Rangau KM 7, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Ini satu-satunya di Riau dan kini sudah tujuan wisata orang Riau.

Rumah Adat Batak di Duri.
Di komplek objek wisata itu, terdapat dua patung gajah menjadi daya tarik khusus bagi pengunjung. Patung gajah itu punya makna tersendiri bagi Nursita Nainggolan Papaga, pendiri dan pemilik tempat wisata Rumah Adat Batak tersebut.

"Patung gajah ini saya buat sebagai penghormatan kepadanya. Saat awal kami tinggal di sini, sebagai orang baru atau pendatang di Duri, gajah-gajah ini selalu melindungi kami dari bahaya dan ancaman orang yang berniat jahat," ujar wanita yang akrab disapa Bou ini.

Bou mengatakan, dulu ada sekitar 36 ekor gajah yang selalu mendatangi rumah mereka. Gajah ini bisa makan hasil kebun dengan lahap tanpa diusik dan diusir. "Dari zaman nenek moyang kami dulu, gajah ini adalah kudanya orang sakti yang pintar. Jika dimongin dia akan datang karena mungkin sangat peka. Kalau ada orang mau mencuri di sini, gajah-gajah inilah yang selalu menyelamatkan kami," katanya lagi.

Nursita berharap, saat nanti objek wisata ini sudah tuntas segala sarana dan prasarananya, ia berharap Presiden Joko Widodo datang untuk meresmikannya. "Saya akan datang menemui Pak Jokowi ke Istana Negara. Selain Gubernur Riau, saya berharap Pak Jokowi datang meresmikan Rumah Adat Batak yang baru satu-satunya ada di Riau ini," ujarnya.

Rumah Adat Batak tersebut dibangun Nursita Nainggolan Papaga tanpa ada campur tangan dana pemerintah di sana. Ia berniat mengembangkan objek wisata di Indonesia, tanpa ragu untuk merogoh koceknya.

Pengunjung dipastikan tidak akan kecewa saat sampai di sana. Banyak spot untuk berfoto dan selfie, dan banyak pengetahuan tentang adat Batak yang bisa kita temui di sana. Salah satunya pertunjukan Patung Sigale-gale.

"Jika peresmiannya nanti, kita akan makan bersama dengan memotong 7 lembu, 7 kerbau dan 7 kuda. Saat ini pengunjung yang masuk dikenakan biaya tiket senilai Rp 10 ribu, itu untuk kebersihan. Karena selama ini pengunjung yang datang ke sini banyak meninggalkan sampah sembarangan di sekitar komplek ini. Biaya ini juga untuk perawatan bangunan rumah Adat Bataknya," ujarnya. (bbs/int)

Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar