Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Senin, 10 Juli 2017

Sopo Batak, Rumah Tahan Gempa dan Anti Tikus


SOPO - Selain rumah bolon sebagai rumah adat, Batak juga memiliki bangunan tradisional lain yang disebut dengan sopo. Meski berbentuk rumah panggung, tapi bangunan tahan terhadap gempa dan anti tikus.
Wujud Sopo Batak zaman dulu.
Ketua Desa Adat Ragi Hotang Meat Guntur Sianipar mengatakan, lazimnya Sopo merupakan rumah panggung yang didirikan dengan bahan kayu. Sepintas, Sopo berbentuk bangunan 3 tingkat. Bagian dasar merupakan kolong rumah, kemudian bagunan tepat di atasnya biasanya melopong, tanpa dinding. Di sanalah biasanya digelar pertemuan-pertemuan atau rapat. Selanjutnya, pada bagian gedung paling atas merupakan lumbung tempat penyimpanan padi.

Desain konstruksi bangunan Sopo biasanya berdiri dengan 6 unit tiang penyangga. Tanpa menggunakan paku, hanya dengan sistem pasak dan ikatan rotan atau ayaman Ijuk, sehingga tetap kokoh meski terjadi gempa.

Sedangkan anti tikus yang dimaksud, biasanya disebut Galapang. Galapang ini berbahan kayu yang dibentuk seperti lempengan bulat, biasa berdiameter sekitar 150 cm atau lebih. Galapang ditempatkan pada bagian ujung masing-masing tiang penyangga Sopo.

“Jadi, dengan adanya Galapang ini, maka tikus tidak akan dapat naik memasuki lumbung, sehingga padi dalam lumbung tetap aman,” tutur Guntur sambari menunjukkan Galapang pada Sopo yang berusia ratusan tahun dan tetap berdiri kokoh di desa adat tersebut, Rabu (22/2/2016).

Dia menjelaskan, meski konstruksi bangunan tersebut sangat sederhana, namun memiliki arti penting. Dimana pada umumnya leluhur dulu hidup dari bertani padi dan hasil panen padi disimpan di dalam lumbung untuk kebutuhan tahunan.

“Desain bangunan ini karya leluhur kita. Masih banyak hal lain warisan leluhur, termasuk adat dan budaya. Beberapa warisan itu sudah mulai kita lupakan, khususnya generasi muda. Seperti kalender atau penanggalan Batak. Leluhur kita juga punya, lengkap dengan nama-nama hari dan bulan. Berbeda dengan kalender Masehi. Saya juga masih terus belajar budaya kita ini. Harapan saya, semua peninggalan leluhur bisa kita gali kembali dan kita lestarikan,” tandasnya. (sumber; newtapanuli.com)

Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar