SOPO - Kini Danau Toba diterpa pemberitaan mengerikan. Lintah dan kutu dikabarkan mewabah di perairan Danau Toba, persisnya di daerah pemandian Pesanggerahan Istana Presiden Soekarno Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.
Danau Toba. |
Akibat serangan ini, Mangasi mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Untuk mengurangi rasa gatalnya Mangasi terpaksa mengolesi tubuhnya dengan bedak.
Belum diketahui dari mana asal muasal kutu dan lintah ini bisa mewabah, namun ada dugaan karena banyaknya pencemaran yang diakibatkan keramba jaring apung (KJA) dan perusahaan ternak babi yang diduga tidak ramah lingkungan di sekitar Danau Toba.
Dengan mewabahnya lintah dan kutu ini, diharapkan para pengunjung yang ingin menikmati Danau Toba dengan cara berenang untuk lebih berhati-hati, jika tidak ingin terserang gatal-gatal disekujur tubuh.
Pada tahun 2015, ada seorang wisatawan yang sedang berenang dihinggapi lintah tubuhnya. Alhasil ia harus dirujuk ke klinik Unit Gawat Darurat.
Menanggapi hal itu, sejumlah pelaku wisata, tokoh masyarakat dan pejabat Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), melakukan jumpa pers untuk mengklarifikasi pemberitaan negatif mengenai Danau Toba di Kota Parapat pada Minggu (19/2/17).
Dalam jumpa pers tersebut, mereka menyesalkan pemberitaan di sejumlah media massa yang menyebutkan kalau danau yang berada di kawasan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon itu tercemar lintah dan cacing, sehingga membahayakan wisatawan yang berenang di sekitarnya.
Camat Girsang Sipangan Bolon James Andohar Siahaan menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk melakukan penelitian terkait hal tersebut.
"Dari hasil penelitian tersebut tidak ditemukan adanya wisatawan yang mengeluh diserang lintah dan cacing," kata James, seperti yang dikutip dari Antara.
"Kami juga membantah pemberitaan mengenai adanya korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parapat setelah berenang di Danau Toba," lanjut James.
Tokoh masyarakat Parapat, Mansur Purba, mengatakan kalau pemberitaan miring itu bisa merusak citra Danau Toba juga mengganggu roda perekonomian masyarakat sekitar yang selama ini bergantung dari sektor pariwisata. "Jika tidak diklarifikasi, tentu berdampak pada menurunnya tingkat kunjungan ke Danau Toba," kata Mansur. (berbagai sumber/ST/INT)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar