Blog tentang Batak dan segala sesuatu tentangnya.

Sabtu, 10 Desember 2016

Toba, Legenda, Objek Wisata Kelas Dunia


SB - Konon, ratusan tahun lalu ada seorang raja di wilayah Toba. Konon, dia memerintahkan anak laki-laki semata wayangnya ikut berperang. Tak disangka, sang anak meninggal di medan perang. Kesedihan pun melanda raja. Teramat dalam. Singkat cerita, raja terpukul hingga jatuh sakit.

Sigale-gale

Tentu saja seluruh warga kerajaan ikut berduka. Namun, mereka lalu tergerak untuk menyemangati sang raja. Dibuatlah patung dengan rupa yang mirip anak raja.

Setelah patung selesai dibuat, tetua adat menggelar upacara. Dalam prosesinya, dia meniup sordam, alat musik Batak Toba berupa seruling panjang yang terbuat dari bambu.

Perlahan, patung kayu itu ikut bergerak seirama dengan alunan sordam. Ia menari tanpa ada yang menggerakkan. Tetua adat percaya, roh sang anak terpanggil lewat media patung kayu dan alunan lagu.

Inilah hikayat Manggale, nama si anak raja itu, satu versi kisah di balik legenda patung sigale-gale. Patung tersebut kini menjadi warisan budaya Batak. Namun, kisah tersebut tak berhenti di situ. Patung sigale-gale sudah menjadi salah satu ikon budaya setempat.

Kini, patung sigale-gale selalu tampil gagah, meski tak ada warga Batak meninggal dunia. Setiap hari pengunjung bisa menyaksikan patung menari tor-tor diiringi alunan melodi sordam, sembari melangkah.

Danau Toba tak cuma hamparan luas air yang diam membosankan. Ada beragam cerita dan budaya lokal yang masih kental terasa, ada banyak keindahan lain yang melingkupi danau ini.

Kemunculan Pulau Samosir, misalnya, juga punya cerita tersendiri. Riset mendapati, aktivitas tektonik daratan Sumatera telah membuat danau berbentuk tak beraturan.

Gerakan magma dari sisa letusan terakhir dan gerakan lempeng Indo Australia yang memengaruhi sesar Sumatera mendorong naiknya perut bumi dari dalam danau 33.000 tahun lalu. (SB/int) 


Loading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar