SOPO - Budaya suku Batak saat ini tengah naik daun seiring pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu bersama pria Batak Mandailing, Bobby Nasution. Ditambah lagi, budaya Batak semakin diperkenalkan oleh desainer Merdi Sihombing.
Merdi membawanya ke ajang Eco Fashion Week Australia 2017 yang baru pertama kali akan dilaksanakan tanggal 23–26 November 2017 di Freemantle, Perth, Australia.
“Perjalanan panjang untuk menjadikan rangkaian dunia Eco Fashion Week Australia ini tidak gampang,” ujar CEO/Founder Eco Fashion Week Australia, Zuhal Kuvan-Mills, Rabu (22/11/17).
Merdi Sihombing mengaku bangga berada di barisan desainer satu-satunya dari Indonesia yang mempresentasikan hasil karyanya. Pada acara itu, Merdi juga akan menjadi salah satu pembicara workshop pada tanggal 26 November 2017.
Dengan berbekal keilmuan dan perjuanganan dengan masyarakat perajin kain tradisional, Merdi mengenal tenun tradisional dengan pendalaman beberapa aspek khusus. Seperti teknik pewarnaan, teknik pengenalan bahan, teknik membuat motif dan sebagainya.
"Dari teknik pewarnaan saya menemukan banyak kekayaan alam yang menjadi sumber warna baru," ujar Merdi.
Seperti di Batak ada harimontong untuk warna biru keungu-unguan, kulit pohon jabi-jabi (beringin) untuk warna coklat, dan tanaman salaon, itom, tom atau indigofera. Warna alam itu menghasilkan warna biru dan tersebar di wilayah Indonesia.
“Mimpi saya, produk tenunan dengan pewarnaan alam dapat dihidupkan kembali, melalui para penenun yang telah terdidik dan sejahtera," ungkapnya.
Koleksi-koleksi Merdi Sihombing menampilkan ide yang diangkat dari budaya Toba baik berupa warna-warna yang didapat dari alam sekitarnya, kain tenun ulos yang dikembangkan menjadi produk fesyen dan kerajinan yang lainnya seperti anyaman dan sulam. Judul koleksinya adalah TOBA (mystis dan Ancient).
Dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), diharapkan dengan kehadiran Merdi Sihombing di jajaran desainer Eco Fashion Dunia, bisa membawa pilar utama untuk memajukan ekspor Indonesia dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri kreatif. (sumber: jpnn.com)
Loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar